RSS

10 Tips Dalam Berinvestasi

Buat kalian yang suka dengan dunia investasi, coba baca tulisan ini yang saya ambil dari tulisan ibu betty alisjahbana . selamat membaca…..

Dalam berinvestasi, Anda tidak akan pernah 100% benar, tapi Anda bisa meningkatkan potensi hasil dan menekan risikonya. Dibawah ini adalah 10 tips yang akan sangat menolong Anda dalam berinvestasi :

1. Tentukan Apa Tujuan Anda

Pertanyaan yang sangat mendasar disini adalah apa yang Anda inginkan dari uang Anda. Hasil investasinya untuk siapa? Apakah Anda siap untuk rugi? Bila Anda memang senang ambil risiko dan mampu menanggungnya akui saja, tapi beri batas pada investasi-investasi yang sifatnya spekulatif.

2. Lindungi Apa yang Anda Miliki

Anda akan lebih menyesal kehilangan apa yang Anda miliki ketimbang kehilangan kesempatan dalam suatu investasi.

Asuransi jiwa biasanya tidak mahal. Membeli proteksi terhadap kehilangan pekerjaan lebih mahal tapi bisa berguna bila Anda adalah satu-satunya pencari uang dalam keluarga. Periksa dulu apa yang sudah tercakup dalam asuransi yang sudah ada, misalnya dari perusahaan tempat Anda bekerja, sebelum menambahkan sendiri.

3. Lunasi Pinjaman Rumah

Kebanyakan orang punya cicilan rumah. Melunasi pinjaman rumah secepat mungkin adalah penggunaan uang lebih yang paling tidak berisiko karena Anda akan menghemat biaya bunga. Berilah prioritas yang tinggi pada pelunasan cicilan rumah. Juga penting di camkan, jangan mengambil pinjaman yang lebih besar untuk membiayai suatu investasi.

4. Tegar Menerima Kerugian

Tidak semua investasi akan berhasil. Titik. Beberapa akan gagal memberikan hasil sebesar yang Anda yang harapkan dan beberapa akan rugi.

Sebagai seorang investor Anda harus tegar. Anda harus menerima bahwa akan ada hari, minggu dan bulan atau bahkan tahun dimana Anda rugi. Jangan lupa bahwa kerugian hanyalah kerugian (dan keuntungan hanyalah keuntungan) bila anda sudah menguangkan investasi Anda.

Juga jangan terlalu resah bila berita utama di surat kabar memberitakan harga saham yang anjlok. Pasar biasanya turun sekaligus besar dan naik secara bertahap. Kualitas adalah yang terpenting. Bila investasi Anda memiliki potensi, pegang terus, tapi kalau tidak berpotensi, lepaskan.

5. Bersabarlah

Waktu dan kesabaran akan menyelamatkan masa-masa sulit investasi Anda. Tidak ada gunanya panik, tapi Anda bisa mengambil keuntungan bila orang lain terburu-buru menjual. Ketika Anda bisa tahan pada saat semua disekeliling Anda panik, Anda akan mendapat hasil lebih baik. Juga jangan tergoda untuk panik membeli.

6. Kerjakan Persiapan yang dibutuhkan

Apakah Anda siap untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan untuk suatu investasi? Pekerjaan ini meliputi memilih, memonitor dan membayar pajak. Bila Anda tidak ingin mengeluarkan tenaga terlalu banyak, serahkan investasi Anda pada pengelola investasi profesional atau beli reksa dana.

7. Potensi Keuntungan yang akan Anda Perloleh Harus Sepadan dengan Risikonya

Tidak ada salahnya bila Anda ingin mengambil risiko lebih besar dan berspekulasi, asal Anda sadar risikonya dan Anda berani menerima kerugian. Jangan lupa, risiko besar itu sama artinya dengan kecilnya kemungkinan menang. Pelajari berapa besar kemungkinan Anda untuk menang dan berapa besar risiko yang Anda ambil. Keduanya harus seimbang. Jadi kalau risikonya bisa sampai kehilangan semua investasi Anda, maka potensinya pun harus bisa dua atau tiga kali lipat dari uang yang diinvestasikan.

8. Tau Kapan Harus Menjual

Tau kapan harus menjual adalah hal yang sulit. Jadi buatlah suatu aturan, misalnya saja menjual bila investasi Anda sudah untung atau rugi dalam jumlah prosentasi tertentu. Atau setelah perioda waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau di uangkan berdasarkan suatu kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya: pensiun, anak masuk perguruan tinggi, pembangunan rumah, dan lain-lain.

Anda harus selalu cerdik dalam berinvestasi untuk mendapatkan hasil diatas tingkat suku bunga.

9. Baca Tulisan-tulisan Kecil pada Lembar Prospektus

Bungkus rokok paling tidak sepertiganya berisi peringatan soal bahayanya terhadap kesehatan. Tapi dalam investasi tidak ada aturan untuk membuat peringatan ditulis cukup jelas. Anda harus mencari dan membacanya dengan teliti agar tidak ada penyesalan kemudian. Bacalah semua materi, lalu tanyakan apa skenario terburuk yang bisa terjadi dan coba minta penjual untuk memberikan pada Anda dalam bentuk tertulis. Hal ini untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menyembunyikan sesuatu.

10. Bangun Tanpa Berdebar-debar

Strategi investasi dan portofolio Anda harus membuat Anda bisa tidur tanpa kesulitan dan bangun pagi tanpa rasa berdebar-debar.

Kita pernah mengalami beberapa lompatan pasar saham yang luar biasa yang diakhiri dengan anjloknya pasar saham, seperti ketika meletusnya gelembungan saham-saham teknologi di tahun 2000 yang telah menyebabkan beberapa saham kehilangan 99% dari nilainya. Investasi yang baik mensyaratkan kita tidak kehilangan akal sehat. Hati-hati bila mendapat tawaran investasi yang terlalu fantastis.

sumber :   http://qbheadlines.com/investment_bwh.php?aid=132&flag=1&cat=9

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 09/05/2010 inci Uncategorized

 

Tag:

Apakah Kita Pemimpin yang Dipercaya?

dicopy dari tulisan Ibu Betti Alisjahbana (mantan CEO IBM)

Pemimpin yang Dipercaya

If leaders are careless about basic things—telling the truth, respecting moral codes, proper professional conduct—who can believe them on other issues? ~ James L Hayes
Tugas pertama seorang pemimpin adalah membangun rasa percaya. Ada dua faktor yang mempengaruhi rasa percaya masyarakat terhadap pemimpinnya: karakter dan kompetensi. Karakter mencakup integritas dan niat baik. Sementara kompetensi mencakup kemampuan, ketrampilan, kinerja, dan rekam jejak. Ketika seorang pemimpin mempunyai semuanya—integritas, niat baik, kemampuan, kinerja, dan rekam jejak—maka ia akan dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Pemimpin juga harus mempercayai timnya—bukan percaya buta tanpa ekspektasi dan akuntabilitas, melainkan percaya yang cerdas, yaitu dengan ekspektasi yang jelas dan sistem akuntabilitas yang  dibangun terintegrasi ke dalam sistem organisasi. Pemimpin terbaik umumya memimpin dengan kecenderungan untuk mempercayai timnya.

Pemimpin yang baik sadar bahwa suasana saling percaya harus dibangun dan akan berpengaruh besar pada setiap hubungan, setiap komunikasi, setiap proyek, dan setiap kerja sama bisnis. Ketika saling percaya hadir, maka segalanya akan berjalan lebih cepat dan biaya pun akan lebih murah.

Suasana saling percaya perlu secara khusus dibangun, dimulai dari membuat diri kita sendiri bisa dipercaya. Sifat-sifat baik seorang pemimpin yang akan membuatnya dipercaya antara lain adalah berbicara jujur, menghargai orang lain, membangun transparansi, memperbaiki hal-hal yang tidak benar, menghasilkan kinerja yang baik, bertanggung jawab, mendengarkan, menjaga komitmen, dan  mempercayai tim.

Saling percaya dalam organisasi bisa dibangun melalui struktur, sistem kerja, sistem akuntabilitas, serta insentif yang mendorong terbangunnya saling percaya. Ketika organisasi bekerja dengan kompak dan secara konsisten membangun reputasi yang baik, maka pasar pun akan percaya dan brand yang kuat pun akan terbangun. Ketika di samping mempunyai reputasi usaha yang baik, organisasi kita pun memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan turut memecahkan dan menjadi solusi bagi masalah-masalah nyata di masyarakat, maka organisasi kita tidak hanya dipercaya oleh para pegawai dan pasar, tetapi juga masyarakat.

Di era persaingan bebas kini, di mana persaingan terjadi semakin ketat, kecepatan dan kelincahan organisasi menjadi sangat penting. Untuk itu keterpercayaan perlu dibangun, ditumbuhkan, dan dijaga. Hanya pemimpin yang dipercaya yang bisa membangunnya.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

qbheadlines.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 19/04/2010 inci Uncategorized

 

Tag:

MENCETAK MANUSIA UNGGUL

“Beri saya seribu ibu, dan saya akan jadikan mereka seribu manusia seperti yang Anda inginkan”, kata John B. Watson, bapak psikologi modern. Lewat kata-katanya yang terkenal itu, Watson sebetulnya ingin menegaskan, betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan hidup seseorang. Sebagai tokoh utama aliran behaviorism, ia bahkan berani menantang, tanpa berani menghiraukan latar belakang keturunan dan bakatnya, seorang anak bisa dibentuk menjadi apa saja: dokter, ekonom, ahli hukum, pengusaha, pendidik, politikus, atlet, seniman, dan sebut saja apa mau Anda. Pandangan tersebut, meskipun sangat ekstrem (karena itu banyak penentangnya), ada benarnya juga. Setidaknya, Watson mengingatkan kita, betapa pentingnya orang tua mengantarkan masa depan anak. Jangankan Watson yang ilmuwan besar, dari obrolan “ngawur” orang-orang awam pun kerap terselip kebenaran, meski mungkin hanya secuil.

Jadi, kita pun perlu menemukan kebenaran dari para penentang Watson, terutama penganut aliran psikologi humanistik yang menekankan pentingnya anak dipandang sebagai manusia dengan eksistensi yang utuh. Menurut aliran ini, disamping pengaruh sosial, perkembangan anak juga ditentukan oleh tingkat kecerdasan, minat, bakat, bahkan orientasi hidup spiritualnya. Jadi, perlu dipertanyakan, setelah “dicetak” menjadi dokter, ekonom, ahli hukum, pengusaha pendidik, politikus, atlet atau seniman, bahagiakah mereka?

Kebahagian memang sangat relatif, dan sering menggiring kita pada perdebatan klise. Tanpa perlu terjebak dalam argumentasi yang menjengkelkan, sebenarnya kita bisa menggunakan logika yang simpel-simpel saja. Misalnya begini, ada anak yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Karena ambisi orang tua nya dia masuk fakultas kedokteran dan lulus dengan predikat cumlaud. Setelah itu, tidak ada kepiawaian kecuali menimbun banyak uang dari para pasiennya. Dan tentu saja, kata-kata dengan penuh bangga yang tiada henti dari kedua orang tuanya.

Ceritanya akan lain bila otaknya yang cemerlang digunakan untuk mengasah bakat seninya yansg luar biasa. Maklum, sejak kecil dia ingin jadi pelukis terkenal. Berbekal talenta dan antusiasme yang menyala-nyala, tidak mustahil keinginannya akan terwujud. Bahagiakah orang ini ? Anda akan bilang, ah..itu sih relatif. Padahal jawabannya sudah amat jelas: dia tidak bahagia. Bahayanya lagi, kita tidak dapat mengharapkan karya-karya besar dari orang yang tidak bahagia, orang-orang yang secara tak sadar membenci dirinya sendiri.

Jujur memang harus kita akui, karena kurangnya wawasan atau demi ambisi pribadi, banyak orang tua di negeri ini yang masih saja “menjerumuskan” anaknya menjadi manusia dewasa yang bukan menjadi dirinya sendiri. Sialnya lagi, diluar kontrol kesadarannya, setelah dewasa biasanya orang-orang seperti ini akan tersesat dalam perilaku negarif sebagai mekanisme kompensasi atau pertahanan dirinya. Mengatasi penderitaan, tutur psikolog Nathaniel Branden, adalah kegiatan manusia yang paling mudah. Menjadi bahagia adalah yang paling sulit.

Ditarik dalam lingkup yang lebih luas, barangkali fenomena tersebut bisa sedikit menjelaskan, mengapa sudah sedemikian banyak sarjana dilahirkan dinegeri ini, toh Indonesia masih saja tertinggal di berbagai bidang kehidupan dibanding negara-negara lain. Memang, semakin lama semakin terbukti, negara-negara yang maju peradaban dan perekonomiannya ternyata selalu ditopang oleh kemajuan di semua bidang kehidupannya. Bukan hanya maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga di bidang sastra, filsafat, seni, dan olahraga. Bidang-bidang yang disebut terakhir – sastra, filsafat,seni dan olahraga- dewasa ini bahwan telah menjadi simbol untuk menunjukkan kelas mereka sebagai bangsa. Maka, kalau ingin maju dan sejajar dengan bangsa lain, Indonesia masih membutuhkan orang yang hebat di berbagai bidang kehidupan.

Sampai pada titik ini, semakin jelas, pendidikan yang benar untuk generasi mendatang menjadi semakin krusial. Dan, yang perlu kita sadari, mendidik anak bukanlah sekedar ilmu, melainkan sarat pula melibatkan unsur seni. Anda tak perlu khawatir bahwa seni ini tidak bisa dipelajari. Buktinya, banyak orang tua sederhana, yang mungkin tak pernah belajar tentang teori modern pendidikan, ternyata mampu mengantar anak mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses, bangunan bagi sesama dan bahagia. Seni itu terletak pada kepekaaan orang tua membaca dan memahami kecerdasan, talenta, bakat-bakat khusus, minat, antusiasme, dan orientasi sang anak. Semua ini mesti dicermati sejak anak usia dini, kemudian dipupuk dan dikembangkan sejalan dengan perkembangan usia. Setelah anak menginjak usia remaja, sudah tergambar bidang apa yang kelak cocok dan membahagiakan sang anak untuk ditekuni. Tahap berikutnya, orang tua tinggal tut wuri handayani.

Seni itu juga terletak pada kepiawaian orang tua menempa anak-anaknya agar memiliki karakter yang kuat. Membentuk karakter anak betul-betul menjadi hak prerogatif orang tua. Perlu ditegaskan disini bahwa kecerdasan dan talenta adalah karunia, sedangkan karakter adalah pilihan. Menjadi tugas orang tua untuk mengarahkan anak memilih karakter yang kuat. Dalam hal ini, keteladanan orang tua adalah segala-galanya. Sedari kecil anak akan selalu memerhatikan. Misalnya, ketika menghadapi situasi sulit, akankah orang tuanya menghadapi dengan gagah berani ataukah menghindarinya; kokoh mendukung kebenaran ataukah melenceng; tekun dalam pekerjaan atau gemar mencari jalan pintas.

Karakter yang kuat akan menopang sukses jangka panjang bersama orang lain. Kita sering menyaksikan, orang yang bertalenta tinggi sekonyong-konyong terpelanting ketika mencapai tingkat sukses tertentu karena tidak memiliki dasar karakter yang kuat untuk menopangnya. Begitu berada di puncak, orang-orang seperti ini mengembangakan sifat congkak, suka cari gara-gara atau cuci tangan ketika dihadapkan pada permasalahan yang pelik. Ini semua menyangkut soal karakter.

Dari tulisan diatas, ternyata memang lingkungan kelaurgalah yang berperan penting menempa dan membangun karakter sejumlah orang sukses.

Sumber :Majalah Swasembada, 2009

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 16/04/2010 inci Uncategorized

 

Tag: